Bisnis yang sudah berjalan beberapa bulan tetapi belum juga profit, maka pada akhirnya hutang akan bertambah banyak. Apalagi, modal adalah pinjaman dari bank. Apabila ditelaah lebih dalam dari masalah tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu dikembalikan pada posisi yang tepat.
Posisi belum profit ini seperti apa kategorinya? Apakah sudah bisa memenuhi kebutuhan biaya oprasional yang termasuk di dalamnya menutupi pembiayaan atas cicilan kendaraan usaha dan pinjaman bank? Kondisi di mana para wirausahawan tergiur untuk mendapatkan kesuksesan yang instan adalah kaca mata yang tidak sepenuhnya salah, namun menghilangkan esensi dari keharusan untuk bisa memperbaiki diri secara terus menerus.
Apabila belum profit adalah belum bisa memenuhi semua kebutuhan, maka memang harus dilakukan pemetaan prioritas dalam urutan kebutuhan yang dapat dilaksanakan sesuai dengan sumber daya yang dapat dipergunakan dalam hal tersebut. Beberapa hal sesungguhnya telah disinggung sebagai kendala, seperti misalnya keterbatasan pemasaran, kemudian pengembalian fasilitas yang tidak sesuai dengan kapasitas bisnis. Maka secara rasio keuangan dapat membenahi cashflow usaha, yang pada tahap awal perlu waktu akumulasi.

Apabila demikian yang terjadi, lakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pemasaran produk. Perhatikan bentuk kemasan, tujuan pemasaran, penetapan harga dan pola promosi lanjutan. Masuk ke pasar tradisional atau modern adalah pilihan sesuai dengan refrensi relasi.
Dalam tahap ini kendaraan usaha adalah faktor yang menjadi beban keuangan, maka berhitung dalam logika yang sederhana. Bila tidak perlu mobil untuk dapat mengantarkan pesanan, maka motor atau kendaraan umum dapat menjadi pilihan ekonomis yang efisien. Dengan demikian, rasio keuangan menjadi lebih longgar dan dapat melakukan inovasi yang lain secara terarah dalam upaya perluasan jangkauan pasar akan produk yang sedang Anda kelola kini.
Kejadian sama saya gan dulu, pengalaman yg bisa jadi pembelajaran